Laman psikoread

Minggu, 31 Oktober 2010

Perbaikan Jiwa

Nama                    : Sena Septiana
Kelas                     : C Psikologi / III
Judul                     : Perbaikan Jiwa
Untuk merawat dan memperbaiki kerusakan hati dan jiwa pada diri individu manusia, Allah SWT telah menciptakan Ramadhan untuk memperbaiki dan merawat raga dan jiwa bagi setiap insan manusia.
Agar manusia menjadi manusia yang bertaqwa dan kembali kepada fitrahnya. Tidak akan pernah terbayangkan dalam benak kita semua, bahwa di bulan Ramadhan terdapat pelayanan yang sangat prima dengan kecanggihan luar biasa dari para malaikat yang diperuntukan bagi hamba hamba Alah SWT yang menjalankan ritual ibadah puasa wajib. Pelayanan dan sentuhan dari para malaikat yang tidak kasat mata selalu akrab dengan orang yang menjalankan ritual ibadah puasa. Para malaikat membawa rahmat dan maghfirah yang langsung dari Allah SWT. Hal ini terus terjadi, kapan saja manusia menghendakinya dengan penuh harapan kepada Allah SWT. Dan hal ini hanya berlaku bagi mereka yang beriman kepada Allah SWT.
Kebanyakan manusia tidak tahan melewati hari hari pada saat menjalankan ritual ibadah puasa di bulan Ramadhan. Hal ini terjadi karena proses perbaikan diri manusia yang membongkar habis dalam hal perbaikan dan pembenahan jasmani dan ruhaniah di setiap individu manusia.
Sedangkan yang menjadi aturan dalam Ramadhan pun terkait dengan perbuatan yang menjadi kebutuhan utama kehidupan manusia dalam keseharian didalam menjalankan ritual spiritualnya dan sosialisasi di tengah kehidupan bermasyarakat.
Dan proses mensucikan jiwa harus menyeluruh, dalam arti, bahwa pembersihan jiwa merupakan perbaikan seluruh dimensi kepribadian yang membentuk diri kita sebagai orang yang beriman dan bertaqwa.
Perbaikan diri hendaknya mengarah kepada kesuksesan dan kejayaan hidup sesuai dengan perspektif  Al Qur’an. Bila kita rujuk surah Al Hajj: 77, maka Allah memberikan gambaran bahwa kesuksesan itu dapat diraih melalui dua pilar kegiatan:
·         Meningkatkan hubungan dengan Allah SWT melalui serangkaian ibadah yang berkualitas
·         Meningkatkan kinerja ‘amal khoir, yang berorientasi pada kemaslahatan hidup dan kehidupan ummat.
Sesungguhnya, dengan mengacu kepada kedua pilar itu arah kejayaan hidup menjadi sangat terang dan jelas, dan langkah-langkah perbaikan diri dapat dikembangkan berdasarkan kedua pilar tersebut dalam rangka mempersiapkan diri meraih kesuksesan dan kejayaan. Langkah-langkah perbaikan diri tersebut meliputi:
Perbaikan Ruhiyah. Perbaikan aspek ini penting dilakukan untuk meningkatkan pengendalian diri (nafsu) menghadapi segala rangsangan kehidupan dunia yang menggiurkan maupun ancaman kehidupan yang mengguncangkan. Inti perbaikan ruhiyah adalah meningkatnya hubungan dengan Allah SWT melalui serangkaian kegiatan hati, lisan dan amal perbuatan. Dengan meningkatknya hubungan dengan Allah SWT, maka akan didapatkan banyak hal positif:
  1. Kemudahan mendapat ilmu (QS 2:282)
  2. Kemudahan menganalisis segala fenomena kehidupan (QS 8:29)
  3. Kemudahan menemukan pemecahan masalah (QS 65:4)
  4. Kemudahan mendapatkan jalan keluar (QS 65:2)
  5. Kemudahan mendapatkan fasilitas kehidupan  (QS 65:3)
  6. Keberkahan hidup (QS 7:172)
  7. Ketenteraman hati.  (QS 13)
Bila hambaku mendekati aku dengan sejengkal maka aku mendekat kepadanya sehasta, dan jika mendekat kepadaKu sehasta Aku mendekat kepadanya sedepa, dan jika datang kepada-Ku berjalan, Aku datang kepadanya berjalan cepat (Hadis qudsi)

Perbaikan ruhiyah dalam perspektif tazkiyatunnafs Imam Ghazali mengikuti urut-urutan sebagai berikut:

·         Muroqobah : jiwa yang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT sehingga ia selalu takut berbuat segala sesuatu yang menimbulkan kemarahanNya.
·         Muhasabah : jiwa yang selalu memperhitungkan dan mempertimbangkan segala amalannya dalam perspektif kehidupan akhirat
·         Mu’aqobah : jiwa yang selalu menghukum dirinya apabila terlanjur khilaf berbuat Maksiyat (salah).
·         Mujahadah jiwa yang selalu sungguh-sungguh dalam beramal ibadah.

Perbaikan Tsaqofiyah Peningkatan kualitas diri seseorang sejajar dengan keluasan wawasan dan kedalaman ilmu pengetahuan yang dikuasainya. Rasulullah SAW mewajibkan kaum muslimin untuk menuntut ilmu sepanjang hayat. Belajar tiada henti.

Sebaiknya setiap kita meningkatkan pengetahuan dasar tentang :
  1. Fiqhul ibadah, dengan memperbandingkan berbagai pendapat mazhab
  2. Manhaj ikhwan melalui serangkaian referensi utama dan penunjang
  3. Pandangan Islam terhadap Ekonomi, Politik, Sosial, Psikologi, Seni Budaya, Hukum dan Keluarga.
  4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kontemporer
  5. Perkembangan social, budaya, hukum dan politik kontemporer
Di sisi lain, setiap al akh hendaknya menguasai secara baik satu bidang ilmu yang menjadi core competencenya, sehingga orang dapat merujuk kepadanya mengenai permasalahan yang menjadi kompetensinya.
Tentu saja perbaikan diri juga menyentuh aspek fisikal, karena tubuh yang kuat dan sehat merupakan modal utama untuk berbuat banyak hal yang bermanfaat. Tubuh yang kuat merupakan salah satu karakteristik utama dalam kepemimpinan (leadership). Allah SWT menyebutkan hal tersebut dengan istilah: 
·         qowwiyul amien (kuat dan terpercaya) (QS 28:26)
·         bashthotan minal ‘ilmi wal jism  (mumpuni dalam ilmu dan jasad )
Dan Imam Syahid Hasan Al Banna mewasiatkan kepada para kader ikhwan agar selalu menjaga kesehatan tubuh dengan melakukan pemeriksaan kesehatan  (medical check up) paling tidak setiap 6 bulan sekali dan menganjurkan untuk tidak mengkonsumsi minuman yang cenderung melemahkan tubuh. Dengan tubuh yang sehat dan bugar maka kualitas amal ibadah dan amal khidmah kita akan semakin meningkat kualitas maupun kuantitasnya.

Semoga Bermanfaat : septianacenna@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar